“Yah.. Kok pingsan?!” Zahra memicing. Sebagian memorinya mengatakan jika Kahfi merupakan sosok humoris yang selalu mengerjai dirinya. “Dia pura-pura kan ya?” tanya-nya, bermonolog. Yakin dengan perasaan yang ia punya, Zahra menendang-nendang kaki Kahfi pelan. “Fi..” panggilnya agar Kahfi bangun. “Kahfi.. Ini bener-bener nggak lucu.” Zahra mulai kesal. Ia terus mencoba mengguncang tubuh bagian bawah Kahfi dengan kakinya. Berharap Kahfi segera membuka mata. Tiga menit berlalu dan tetap tidak ada respon. Kahfi masih pada posisi yang sama seperti sebelumnya, membuat Zahra panik. “Aduh gue harus gimana ini..” racaunya kalang kabut. Satu-satunya manusia yang melintas di otak kecil Zahra saat ini adalah Atala. Wanita itu segera mencari ponsel pintarnya. “Mana sih tadi gue taruh HP ih! Keadaa