LXIV

1111 Kata

"Ak.. Aku ke kamar duluan." Pamit Zahra. Kalimatnya gagap, akibat rasa malu yang menyerangnya. Zahra berjalan cepat meninggalkan Kahfi dan Ike. Zahra lupa jika mereka tak hanya hidup sendiri. Ada Ike yang kapan saja muncul tanpa diminta. Ike tetaplah manusia, mana mungkin gadis itu mengurung diri di dalam kamar dua puluh empat jam. Sedangkan di ruangan tak luas yang baru saja Zaha tinggalkan, suasana mendadak berubah mencekam. Ike- sang asisten rumah tangga meremas jari-jarinya. Ia takut jika niat untuk memasak mie instannya justru berbuah pemecatan. Andai saja kedua majikannya memberikan pesan, Ike pasti tak akan berani menampakkan batang hidung selagi acara mereka selesai. "Mas Kahfi. Ma-af. Ike nggak ada niat buat ganggu acara Mas sama Mbak Zahra." Kahfi meringis. Harusnya dia yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN