LXVII

1072 Kata

Atala mengerang. Ia menggerakkan tangan kanan, menarik sebuah bantal untuk menutupi seluruh kepalanya. Tidurnya terganggu mulai terusik. Tangisan seorang wanita mau tak mau membuat Atala merubah posisi tengkurapnya menjadi terlentang. Ia menghembuskan nafas dengan mata masih tertutup. "Siapa sih yang gangguin tidur gue!" racaunya sembari memegangi kepalanya. Perlahan Atala membuka mata. "What?!" Ia memekik. Mengerjapkan mata berulang kali sembari melakukan kucekan. Atala yakin ia salah lihat. Efek mabuk sepertinya membuat ia berhalusinasi. Bagaimana mungkin ada Aini di dalam kamarnya. Terlebih wanita itu hanya berbalutkan selimut putih tebal persis seperti stuff hotel. Selimut putih?! Atala ingat benar ia tak memiliki selimut jenis itu. Terlebih mana mungkin Aini bisa menginap di ru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN