Adinda merapikan poni tengahnya. Wanita dengan gaya rambut bak ratu Mesir tersebut mengatur ulang kendali tubuhnya sebelum menengadahkan kepala. Di hari berikutnya, Adinda kembali datang. Perwakilan pihak Permana itu menatap pintu berbahan kaca tebal di depannya. "Saya tidak akan kalah." ujarnya, bermonolog. Adinda lantas melangkah penuh percaya diri memasuki gedung perkantoran milik keluarga Caesar. "Selamat siang, ada yang dapat kami bantu ibu?" "Saya ingin bertemu Bapak Adrian. Kami sudah membuat janji.” Menangkupkan kedua tangan di d**a, resepsionis yang bertugas di meja utama lobby memohon maaf pada Adinda. "Bisa disebutkan dengan jelas, Bapak Adrian dari divisi apa ibuk?! Agar kami bisa membantu meneruskan pada divisi terkait..” “Asisten Pak Kahfi Caesar..” “Mohon tunggu seb