Kahfi menggenggam jemari Zahra. Ia berharap wanitanya itu akan segera sadar. Kahfi tak sabar ingin memberitahu Zahra. Ada anak mereka. Ya, cinta mereka nyatanya telah bersemayam dalam tubuh Zahra. Sebut Kahfi gila atau bengis sekalipun. Ia tak merasa bersalah telah merusak masa depan seorang wanita, apalagi sahabatnya sendiri. Alih-alih memiliki hal itu, d**a Kahfi justru membuncah. Membayangkan mungkin untuk sembilan bulan yang akan datang ada Kahfi Junior terlahir. Setiap detik, usai perginya dokter yang memeriksa Zahra Kahfi selalu mendaratkan kecupan. Seolah tengah berterimakasih pada Zahra. “Sayang..” Kahfi membelai punggung tangan Zahra. Astaga! Ia akan menjadi seorang ayah dan tentu dari rahim wanita yang sangat ia cintai. Ruang p