Hari pertunangan Kahfi telah tiba. Di waktu yang sama Zahra telah mengemas barang-barangnya. Kemarin orang suruhan Kahfi telah mengambil milik lelaki itu. Zahra pasrah saja. Setelah ini tentu dirinya lah yang harus hengkang. Mana mungkin Zahra terus tinggal sedangkan pemilik gedung itu keluar. Zahra masih cukup tahu diri. “Ra... Udah?” tanya Atala. Dua sahabat Kahfi itu masih setia membantu Zahra. Mereka tak mengenal Aini. Tak ada tanggungan untuk bersusah payah ikut memeriahkan dekorasi acara Kahfi. Dari pada di sana menahan kesal lalu mati, mending keduanya sibuk mengurusi kepindahan Zahra. “Kenapa kagak balik rumah lo aja Ra?!” Brandon menyenggol lengan Atala. Laki-laki yang baru sadar kesalahannya itu lantas kembali berujar, “Iya janga