Tangis Venus menggema memenuhi seisi kamarnya, disamping wanita itu ada Regan yang juga tidak bisa menghentikan tangis sang istri. Jika biasanya pelukan Regan dan kecupan hangat di keningnya bisa membuat Venus tenang, kali ini tidak berhasil. Bahkan lelaki yang selalu terlihat kuat itu pun terlihat sama rapuhnya dengan dirinya. “Bubu,” lirih Kalila, yang juga ada disitu. Venus dalam posisi duduk di tepian tempat tidur dengan menutup wajah dengan kedua tangannya. “Jangan nangis terus.” Kalila berlutut di hadapan Venus, menyentuh kedua tangan Venus yang sudah basah dengan air mata. “Kal baik-baik aja.” Sedih rasanya melihat ibu yang sangat dicintainya terlihat begitu terluka. “Jangan nangis lagi, aku dan Dias baik-baik aja.” Perlahan Venus membuka tangan yang menutupi wajahnya. “
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


