Bad Ayah - Part 25

2826 Kata

Setelah pagutan kami terlepas, Mas Dewa membawaku menuju home theatre mini yang ada di dalam ruang kerjanya. Aku bahkan baru tahu kalau masih ada ruangan di dalam ruang kerjanya beberapa menit yang lalu. Aku menatap sebal pada Mas Dewa setelah pria itu membuat jarak di antara kami. Aku nggak ingin menerima hadiah-hadiah yang ia berikan karena harganya yang benar-benar sangat menakjubkan itu. Bukannya terkesan, aku malah bergidik ngeri saat membayangkan berapa digit angka yang pria itu habiskan hanya untuk memberikanku hadiah kelulusan seleksi saja. Membayangkannya saja sudah membuat perutku bergejolak, apalagi kalau aku benar-benar mengetahui dengan jelas berapa kocek yang telah ia keluarkan. Entah sudah berapa kali aku melayangkan protes untuk menolak hadiah yang Mas Dewa berikan. Hanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN