Belum sempat aku menjawab pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut Geraldo, sebuah lengan sudah melingkari pinggangnku lebih dulu. Kepalaku menoleh ke kiri dan menemukan sosok Mas Dewa yang kini berdiri di sebelahku.
"Pagi, Pak Dewa," sapa Geraldo.
Mas Dewa mengangguk kecil kemudian berkata, "Pagi."
“Oh, iya. Saya lupa ucapin selamat atas pernikahan kalian,” ujar Geraldo ketika mata pria itu menatap pada cincin yang melingkar pada jari manisku.
“Terima kasih, Pak Geraldo. Maaf kami nggak mengundang karena acaranya hanya pemberkatan di gereja dan makan malam bersama keluarga aja,” balas Mas Dewa menjelaskan sedangkan aku tersenyum kecil di sebelahnya.
Setelah mendapatkan sebuah anggukan dan senyum pemakluman dari Geraldo, Mas Dewa kemudian beralih menatapku. "Quinn cariin kamu," uja
