Kakiku melangkah menuju ruang tamu di mana Pak Dewa dan keluarganya berbincang. Mereka tampak mengobrol di sana sambil menyantap buah-buahan yang ada di atas meja ruang tamu. “Eh, Alisha. Ayo, gabung di sini, Nak,” kata Tante Lani ketika matanya menangkap sosokku. Ketika bokongku baru saja menyentuh sofa yang juga ditempati oleh Pak Dewa, Tante Lani langsung menyodorkan sebuah garpu yang tertancang sepotong apel pada ujungnya. Aku menerima sodoran dari beliau, lalu berkata, “Makasih, Tan.” Obrolan di ruang tamu itu didominasi oleh suara tiga orang pria yang ada di sana. Topik yang mereka bincangkan berganti dari yang satu ke topik yang lain. Tapi obrolan itu lebih banyak didominasi oleh pertengkaran atau adu mulut antara Pak Dewa dengan abang angkatnya. Tante Lani beberapa kali ikut men