Upacara paling menyakitkan adalah kehilangan dan Wili merasakan kehilangan paling nyata sekarang. Tengah dia kuburkan sebagian dari dirinya dengan Marlena, yang masih belum utuh membentuk bayi, tetapi utuh dan selamanya akan tetap menjadi anak Wili walau sudah tak ada lagi di dunia. Setidaknya, atas kehadiran segumpal darah itu di tubuh Lena yang dokter sebut dengan janin, Wili pernah mencecap rasanya menjadi ayah. Ya, meski baru calon. 'Selamat tinggal .... Selamat jalan ke rumahmu yang baru .... Anakku.' Wili pupus air matanya yang tiba-tiba jatuh mengalir. Menatap tanah pekuburan yang sudah menggunduk, yang bahkan sudah ditaburi bebungaan. Sedang dilantunkan doa-doa. Banyak orang di sini, bahkan dari keluarga Wili juga ada. Yang dia kabarkan soal gugurnya kandungan Marlena. Pun,