[45] Berhenti

1361 Kata

"Masih nangis?" "Iya, tuh. Ngenes banget liatnya, Bang." Gilang turut prihatin. Ditanggapinya pertanyaan Bang Genta. "Nanti juga nyengir," seloroh Nandar. Dia sedang asyik makan martabak, di mana makanan ini untuk membujuk Lena agar keluar kamar, tetapi bocahnya sedang galau. Ya sudah, Nandar makan saja. "Len!" seru Bang Genta. "Lena!" Memanggil adiknya. "Ada Wili, nih, Len! Sini!" Yang seketika terdengar suara gedebak-gedebuk dari sana, dari kamar Lena, plus muncul penghuninya. Ditatap oleh Genta, Nandar, dan Gilang sesosok Marlena yang sembap memerah wajahnya, memakai jaket rajut yang mana piama Lena berlengan pendek plus celana pendek juga. Tatapan ketiga pria itu pun mengikuti perginya Lena ke ruang tamu, lalu tampak Lena melongok-longok kepalanya di pintu. "Ya ampun, Nong ... N

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN