Kenrich menelisik mimik wajah wanita di hadapannya. Ia ingin tahu, seperti apa ekspresi wanita ini menanggapi ucapannya tadi. Apakah sedih? Atau biasa saja? Atau malah bahagia? Saat melihatnya berpelukan dengan wanita lain saja biasa responsnya, bagaimana respons yang ini? Setelah apa yang terjadi tadi, Kenrich merasa sang istri risi saat di dekatnya. Wahda berusaha menghindar saat dirinya berusaha mencium. Kenrich ingin memastikan perasaan wanitanya. “Su-surat cerai?” tanya Wahda memastikan. “Kenapa? Kamu tidak suka? Atau justru senang karena bisa bebas?” Wahda pun akhirnya tersenyum kecut. “Ah, kalau itu maumu, aku bisa apa?” Wahda membuang wajah, menyembunyikan sedikit riak kesedihan. Baru saja tadi mereka bercanda meskipun sambil bertengkar, sekarang Kenrich kembali menunjukkan