101.Kamu Bukan?

1244 Kata

“Bukan begitu. Tapi–“ Ucapan pria itu tidak selesai karena ia keburu menjerit kesakitan. Dadanya dicubit sangat keras. “Kalau sampai kamu ngilang lagi, nggak nunggu berbulan-bulan atau tahunan. Sehari kamu berulah kayak gitu lagi, aku bakalan lari duluan. Aku sumpahin juga si pepenmu nggak bisa berdiri. Enak aja! Orang yang kesabarannya setipis rambut dibelah seratus kok terus diuji. Pokoknya ini yang pertama dan terakhir kamu–“ Ucapan Wahda juga tidak sempurna. Kenrich membungkam bibirnya dengan ciuman dalam dan lama. “Dasar cerewet! Ayo kita lanjutkan yang tadi terjeda,” ujar Kenrich setelah melepaskan diri. “Katanya udah nggak mood?” “Sekarang sudah mood lagi setelah mendengar suara bawal kamu!” Kenrich menggandeng sang istri menuju kamar, lalu menguncinya. Kali ini mereka memasti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN