180. Menggigil

1317 Kata

Kenrich mengangguk. Ia sekarang sadar betul, menjadi Wahda di masa lalu sangatlah berat. Ini baru ditolak satu orang, anaknya saja. Rasanya sudah sangat menyakitkan. Bagaimana dengan Wahda yang dulu disudutkan banyak orang? “Saya telanjur mengatakan kalau Anda jahat. Maaf karena sudah mengatakan itu. Berjuanglah sendiri meyakinkan dia kalau Anda tidak seperti yang sudah saya katakan.” Sebelum masuk ruangan sang putra, Wahda mengatur napas agar lebih tenang menghadapinya nanti. Begitu masuk, Dean sedang digendong Putri. “Bunda ....” Bocah itu langsung merentangkan tangan begitu melihat Wahda. Wahda tersenyum, mengambil alih putranya dari gendongan Putri. “Kenapa? Ada yang sakit lagi?” Wahda mengelus punggung Dean lembut. Bocah itu menggeleng. “Rewel karena tadi om-om itu masuk lagi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN