Kenrich menggeleng. “Kamu tidak jahat, tidak juga egois. Tapi tegas. Kamu bersikap begitu untuk pertahanan diri. Saya sangat paham. Kita ini bukan Tuhan yang Maha Sempurna, Wahda. Tapi kita ini manusia yang memiliki keterbatasan entah itu sifat atau apa pun. Terkadang, manusia harus memperlihatkan sisi galak agar disegani pihak lawan. Saya justru bangga sama kamu. Kamu bukan wanita lemah yang menerima begitu saja perlakuan tidak adil, tapi kamu wanita hebat yang mampu menghindar bahkan melawan jika ditindas. Dan mengenai persyaratanmu tadi, saya akan tetap memilih kamu dan Dean. Saya siap menjauhi keluarga saya jika mereka menentang.” Wahda tertawa sumbang. “Yakin? Ini tidak sesederhana yang terdengar loh.” “Sangat yakin. Kita akan hidup tanpa berdampingan dengan keluarga saya, seperti s

