“Bukan apa-apa. Lupakan,” kilah Kenrich. Wahda melotot. “Dasar aneh.” Wahda meneliti barang-barang pentingnya. KTP, SIM, ID card karyawan, uang, semua masih ada. “Fotokopi KK kok nggak ada. Kamu ambil?” “Hm.” “Baiklah. Nggak penting juga. Atau mungkin kamu sedang mengurus kartu keluarga baru buat kita?” Dengan tangan kiri, Kenrich menoyor pelan kepala sang istri. “Jangan ngayal.” “Baiklah, aku juga nggak bakal ganti status pernikahan di KTP. Statusnya tetap belum kawin. Adil, bukan?” Wahda mengambil kaca dari tas, menatap wajahnya di sana untuk memastikan penampilannya masih terjaga. “Aku udah cantik, kan, Ken?” Kenrich tidak menanggapi. Karena tidak ditanggapi, akhirnya Wahda memilih mengoperasikan ponsel. “Pulang jam berapa?” tanya Kenrich tiba-tiba. “Jam kantor bubar jam 4