Hari ini jadwal Wahda kontrol ke dokter. Ia banyak merenung saat di ruang tunggu. Harusnya ia datang ke Australia, memberi penghormatan terakhir pada William. Namun, apalah daya. Kondisinya tidak memungkinkan melakukan perjalanan jauh. “Nyonya baik-baik saja?” tanya Santi khawatir. Wahda mengangguk. “Hanya sedikit kepikiran tentang meninggalnya Granddad.” “Kita doakan saja dari sini.” Wahda tersenyum. Selama ini, ia masih merahasiakan kehamilannya dari William. Saat diminta datang ke Australia ketika pria itu masih hidup, Wahda belum bisa, beralasan sedang sakit dan tengah menjalani pengobatan. Beberapa saat kemudian, namanya dipanggil menemui dokter. Ia langsung diminta berbaring di ranjang. Perutnya diberi gel, lalu alat USG mulai berjalan di sana. “Posisi plasenta bagus, ketuba

