14

440 Kata

Sepanjang perjalanan menuju rumah, senyum terus tersungging di bibir Mas Danu. Syukurlah kalau bertemu dengan teman lamanya bisa membuat suasana hatinya membaik. Jadi, aku tak harus merasa tegang karena ekspresinya tak sejutek 3 jam yang lalu. "Sepertinya Mas seneng banget." "Aku sudah lama tidak bertemu mereka. Aku mengangguk, membalikkan badan untuk menuju kamar. "Mau ke mana?" "Keluar. Aku mau membeli kue kesukaan ibu." "Aku temani." Ditemani dia? Yang benar saja. Saat ia menjaga jarak seperti ini, itu hanya akan membuatku merasa tak nyaman. "Nggak usah. Aku cuma ke pasar Punggur aja." Ia mengernyit curiga. Pura-pura tak mengerti maksudnya, segera kuambil tas di kamar lalu berjalan keluar sambil merapikan jilbab. "Kalau cuma ke pasar, kenapa harus membawa tas?" "Kan uangnya a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN