Alana mengawali pagi ini dengan penuh semangat. Ketika dia keluar hendak berangkat ketoko, gadis itu melihat Mikhael, Lian dan Kael sedang di omeli oleh Jelita. Ketiga anak nakal itu menunduk dengan wajah masam, sementara dari arah dalam terdengar suara tawa puas Damian. Alana tersenyum geli melihatnya. "Selamat pagi," Alana menyapa dengan ramah. Di pelukannya ada seikat besar bunga yang tadi pagi sempat dia rapihkan setelah di simpan di lemari pendingin Apartemennya. Pagi ini ada pesanan Buket mawar besar, karena itu Alana sudah mempersiapkannya sejak pagi-pagi buta sambil memikirkan banyak hal. "Selamat pagi juga Alana." Jelita tersenyum manis. "Lihat tuh mbak Alana, jam empat subuh udah kedengeran guntingin tangkai bunga. Jam segini udah rapih, wangi dan siap buka toko. Nggak kaya kal