"El, tolong liat aku. Kamu harus tetap sadar," pinta Ezra dengan memohon. Tangannya terulur terus menggenggam pergelangan tangan Elfathan yang terasa dingin. "Aku yakin, sebentar lagi Alanna bakal sampai di rumah sakit. Aku sudah menghubunginya barusan." Setengah jam yang lalu, Ezra baru saja menyelesaikan satu tindakan operasi di ruang bersalin. Bermaksud ingin pulang, dirinya dikejutkan dengan kehebohan yang terjadi di Instalasi Gawat Darurat. Penasaran dengan apa yang terjadi, ia memutuskan untuk mengecek langsung. Baru saja melangkah masuk, satu perawat tiba-tiba menghampri. Dengan raut wajah tidak menentu, berusaha memberi penjelasan yang memang Ezra butuhkan. "Dokter Elfathan, Dok. Beliau ---" "Elfathan kenapa?" Perasaan Ezra langsung tidak enak. Apalagi melihat ekspresi peraw