"Lo kenapa sih? Lo sakit atau salah minum obat?" Ujar Karin sambil memegang kening Kenzo lalu tertawa lepas.
Sementara Kenzo terus menatap Karin dengan tatapan serius, "Gue serius...gue mau menikah dengan lo! Ya walaupun terdengar sangat aneh...tapi gue benar - benar serius dengan ucapan gue ini. Gue merasa lo berbeda dari semua wanita yang sudah pernah gue temui. Apa lo mau menikah dengan gue?" Kenzo kembali mengulangi kalimatnya lagi.
"Sumpah ya bercanda lo kali ini kelewatan banget! Lo orang gila dari mana sih? Hei...lo tau kan kalau gue itu lagi galau makanya gue liburan kesini? Lah gue bahkan tidak mencintai lo sama sekali...lo pasti tau itu kan? Oke gue anggap kalau gue gak pernah mendengarkan ucapan lo barusan." Ujar Karin yang masih bersusah payah untuk menghentikan tawanya.
"Iya karena gue tau kalau lo itu galau...gue tidak ingin membuang - buang kesempatan baik ini. Gue benar - benar serius Rin! Lo boleh tertawa sepuas lo! Tapi gue minta lo untuk pikirin ini semua...gue gak masalah kalau saat ini lo belum mencintai gue...gue tunggu sampai hati lo sendiri yang nuntun lo untuk ke gue! Gimana? Gue kasih lo waktu berpikir selama 1 hari 24 jam." Ujar Kenzo lagi lalu menutup tempat cincin yang sedang dipegangnya lalu diberikan Kenzo kepada Karin.
"Lo benar - benar gila ya? Lo gak waras kasih gue waktu hanya 1 hari saja? Bahkan gue semakin yakin kalau keputusan gue ini benar. Gue gak mau untuk menikah dengan pria kayak lo." Ketus Karin.
"Terserah lo...pikirin aja dulu baik - baik! Besok pagi gue tagih jawaban dari lo dan mau tidak mau lo itu harus setuju untuk menikah dengan gue." Ujar Kenzo yang saat ini sudah kembali duduk lagi.
"Gak! Gue tetap gak mau untuk menikah dengan lo!" Ujar Karin.
Kenzo yang merasa kesal dengan jawaban yang keluar dari mulut Karin barusan, Kenzo kembali berjalan untuk menghampiri Karin lagi.
"Gue bilang lo pikiran aja dulu...jangan paksa gue untuk menikah dengan lo hari ini juga! Gue bisa melakukan apapun tanpa persetujuan dari lo." Balas Kenzo.
Karin hanya menatap Kenzo dengan tatapan semakin benci. "Lo kira lo siapa bisa maksa gue?" Ketus Karin.
"Gue Kenzo Julian!" Ujar Kenzo lalu memeluk paksa tubuh Karin kemudian dengan gerakan yang sangat cepat langsung mencium bibir Karin. Karin berusaha untuk bisa terlepas dari cengkraman Kenzo akan tetapi tenaganya tidak sekuat yang dimiliki oleh Kenzo.
Karin bahkan tidak ingin membalas kecupan, lumatan dari Kenzo. Tapi bukan Kenzo namanya yang akan menyerah begitu saja, Kenzo terus memaksa agar Karin membuka mulutnya dan membiarkan Kenzo untuk bermain - main didalam sana. Kenzo menggigit bibir bawah Karin sampai Karin sendirilah yang membuka mulutnya.
Kenzo tersenyum puas lalu segera meluncurkan serangannya masuk untuk menjelajahi bibir Karin dengan lidahnya. Secara perlahan Karin mulai merasa terbuai dan melayang dengan ciuman yang semakin lama semakin menuntut Karin untuk membalasnya.
Tanpa Karin sadari dia sudah menikmati, Karin sudah menutup matanya dan tanpa sadar juga sudah membalas ciuman dari Kenzo. Sementara Kenzo semakin memeluk Karin dengan sangat erat untuk semakin memperdalam ciuman keduanya.
Keduanya benar - benar melakukannya dengan sangat lama, Lalu secara perlahan Karin mulai melepaskan ciumannya dari Kenzo. Kini keduanya saling menatap satu sama lain.
"Lo suka sama ciuman barusan?" Bisik Kenzo.
"Lo! Lo benar - benar pria m***m! Kenapa lo mencuri ciuman gue?" Ujar Karin sambil memukul-mukul d**a Kenzo.
Sementara Kenzo hanya tertawa puas saja melihat ekspresi dari Karin barusan, "Gue mesum...lalu lo apa? Kenapa lo sepertinya menikmati permainan gue tadi? Lo yakin masih tidak ingin menikah dengan gue? Gue bisa membantu lo untuk bisa melupakan rasa sakit yang lo alami saat ini dan menggantikannya dengan kebahagiaan." Ucap Kenzo lagi.
"Gak! Gue mau pulang sekarang!" Ujar Karin sambil melepaskan dirinya dari Kenzo.
Karin berjalan keluar dengan cepat, dia tidak ingin terlibat lagi dengan pria m***m seperti Kenzo. "Dasar b******n!" Teriak Karin diluar.
Karin melihat kalau tidak ada mobil diluar rumah Kenzo...sepertinya Kenzo memang sudah merencakan semua ini dengan baik. Tapi bukan Karin namaya kalau menyerah begitu saja, dia memilih untuk keluar dari kediaman Kenzo dengan memanjat pagar tinggi itu sampai gaunnya robek Karin sudah tidak memperdulikannya lagi. Karin hanya berpikir hanya ingin segera pergi dari sana.
Karin melepaskan sepatu hak tingginya, dia lebih memilih jalan tanpa menggunakan sepatu karena tiba - tiba saja hujan turun dengan sangat derasnya. Karin jadi semakin menyesali keputusannya untuk pergi dari kedimanan Kenzo. Saat ini Karin sudah sangat kedinginan dia bahkan sudah tidak tau lagi mau pergi kemana tanpa membawa uang sama sekali.
Tiba - tiba saja ada mobil disampingnya, mobil mewah yang terus saja mengikuti Karin. Lama-kelamaan Karin merasa sangat kesal. 'Siapa sih nih orang? Bukannya ini jalanan luas banget ya? Kenapa dia malah sengaja disamping gue?' Gerutu Karin dengan kesal.
Karin memutuskan untuk mengetuk kaca mobil itu, lalu tidak perlu menunggu lama lagi pintu mobilnya sudah dibuka sedikit.
"Elo!"
Karin malah semakin emosi lagi melihat sosok yang ada didalam mobil itu gak lain dan tidak bukan adalah Kenzo. Pria yang sangat nyebelin menurut Karin.
"Masuk!" Pinta Kenzo.
"Sorry gue gak butuh tumpangan lo!" Balas Karin keras kepala.
"Masuk! Lo mau kemana dengan pakaian robek lo itu...ayo masuk! Gue anterin lo pulang." Balas Kenzo lagi.
"Gak gue gak mau..." Balas Karin.
'Lo gila ya Rin...disaat seperti ini masih saja lo gengsi? Lalu gimana kalau dia malah ninggalin lo sendirian?' Batin Karin.
'Dia kok gak paksa gue lagi sih?' Karin mulai menyesali keputusannya barusan.
Kenzo sempat berpikir sebentar lalu akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari dalam mobil, Kenzo dengan sigap langsung menggendong tubuh Karin.
Kini keduanya sudah sangat basah, "Turunin gue! Apa yang lo lakukan."
Kenzo sama sekali sudah tidak menggubris ucapan Karin barusan, Kenzo memasukkan Karin kedalam mobilnya. Karin masih terus mengoceh yang membuat Kenzo semakin kesal. Akhirnya Kenzo kembali lagi membungkam bibir Karin dengan bibirnya. Kenzo melumat bibir Karin dengan perlahan, ciuman keduanya kembali terjadi lagi akan tetapi kali ini tidak terlalu lama. Setelah Kenzo melihat Karin sudah lebih tenang, Kenzo langsung memasangkan sabuk pengaman utnuk Karin.
Kemudian Kenzo dengan cepat masuk kedalam mobilnya, dia melajukan mobilnya dengan sampai cepat sampai keduanya kini sudah sampai lagi di kediaman milik Kenzo.
"Kenapa lo bawa gue kesini lagi? Bukannya lo bilang tadi mau nganterin gue pulang?" Tanya Karin.
"Gue berubah pikiran...Ayo masuk! Pakaian lo udah basah semua tuh." Ujar Kenzo sambil menatap penampilan Karin dengan intensnya.
Karin menyadari tatapan m***m dari Kenzo, dia langsung menutup dirinya dengan menggunakan kedua tangannya. "Apa yang lo lihat! Dasar m***m!" Ketus Karin dengan menatap Kenzo dengan emosi.
Sedangkan Kenzo hanya cengengesan tidak jelas saja melihat reaksi yang Karin berikan.