"Kenapa kamu diam, dan tidak mau menjawab pertanyaanku, huh?!'' "Apa saat ini, kamu sedang menungguku. Agar aku menghabisi nyawamu sekarang, begitu?!" "Baiklah ... jika itu yang kamu inginkan, maka aku akan mengabulkannya," ucap Damian serius, kali ini terlihat ia mulai memutar-mutar pisau lipatnya dan bersiap akan ia tancapkan di dadanya Jaya. Jaya yang tersadar dari lamunannya, dan mendengar tiap ucapan Damian barusan saja. Tentu saja ia merasa ketakutan, dan tidak siap untuk mati saat ini. Apalagi saat ia mengingat, kalau ia masih memiliki seorang adik yang harus ia jaga dan lindungi. "Bagaimana ini, kulihat Damian sama sekali tidak pernah main-main dengan ucapannya? Aku pikir tadi, dia hanyalah seorang tuan muda yang manja, dan tidak mengerti apa-apa. Ternyata aku salah, yang kulih