Sudah empat hari Rayhan pulang, sikap Sabrina masih tampak tak semangat. Seharusnya dia senang ‘kan tunangannya pulang, bukannya malah membuatnya semakin jenuh dan menunjukkan raut kebosanan terhadap pria itu.
“Sab, apa sih yang bikin kamu seperti ini? Ngomong dong, sama aku,” pinta Rayhan sembari menggenggam jemari gadis itu.
Sabrina menarik tangannya dari genggaman Rayhan. Namun, Rayhan memeluk Sabrina dari belakang dan menumpukkan dagunya di pundak gadis itu. Sabrina merasa risih, tetapi dia kesulitan melepaskan diri dari dekapan Rayhan yang kuat.
“Lepas, Ray!” pinta gadis itu seraya menggerakkan tangannya mencoba menjauhkan diri dari Rayhan.
“Gak, sebelum kamu jelasin ke aku atas sikap kamu yang kayak gini. Aku pikir kamu senang karena aku pulang, secara dulu kamu sering meren
