Semuanya Berakhir

1809 Kata

Zaozah menatap kosong ke layar ponselnya. Pesan dari pengacara tentang jadwal sidang perceraian lusa membuat hatinya semakin berat. "Jadi ini akhirnya..." bisiknya pelan, suaranya hampir tak terdengar. Akram yang duduk di sampingnya melihat ekspresi rapuh itu. "Apa kau yakin ingin merahasiakan kehamilanmu dari Athar?" tanyanya hati-hati. Zaozah menghela napas lemah. "Aku tidak mau dia tahu. Athar terlalu mudah emosi... Dia belum siap menjadi ayah. Aku takut dia hanya akan mempertahankan pernikahan ini karena tanggung jawab, bukan karena aku." Akram menggenggam tangannya, mencoba memberi dukungan. "Tapi ini anak kalian, Zaozah. Athar berhak tahu." Zaozah menggeleng pelan. "Biarkan dia pergi, Akram... Biarkan dia melanjutkan hidupnya tanpa beban. Aku bisa membesarkan anak ini sendiri."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN