Zaozah masih terpaku menatap interior apartemen yang begitu mewah dan elegan. Dinding kaca besar menampilkan pemandangan kota yang gemerlap, sofa berwarna gelap dengan desain modern tertata rapi di ruang tengah, dan dapur minimalis yang terlihat sangat mahal.
Namun lamunannya terhenti saat suara dingin Athar menyentaknya kembali ke realitas.
“Kamar tidurmu di sebelah kamarku,” kata Athar, berjalan melewati Zaozah tanpa sedikit pun meliriknya. “Dan mulai sekarang, kau yang mengurus semua pekerjaan rumah di sini.”
Zaozah menoleh, menatap Athar dengan kening berkerut. “Apa maksudmu? Kita punya pernikahan yang sah, Ka, tapi kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?”
Athar tertawa sinis. “Sah di mata orang lain, tapi tidak bagiku.” Ia melipat tangan di d**a, menatap Zaozah penuh arti. “Janga
