Kamu Berhak Atas Diriku

1822 Kata

Athar menghela napas panjang ketika Nadia menarik lengannya dengan senyum manisnya. "Sebentar aja, Athar. Udah lama kita nggak ngobrol," bujuk Nadia dengan nada lembut. Athar sempat ragu, tapi akhirnya kembali duduk, meski hatinya tak nyaman. Di depannya, gelas berisi minuman yang sebelumnya disentuhnya kini sudah ada di tangan Nadia. Dengan gerakan cepat yang nyaris tak terlihat, Nadia memasukkan sesuatu ke dalamnya—obat perangsang. Dia lalu menyodorkan gelas itu kembali pada Athar. "Minum dulu, santai sebentar," katanya dengan senyum menggoda. Athar menatapnya sekilas. Ada sesuatu yang terasa aneh dalam sikap Nadia. Namun, pikirannya sudah teralihkan oleh rasa lelah dan kantuk. Tanpa berpikir panjang, dia mengambil gelas itu dan meneguknya dalam beberapa kali tegukan. Tak butuh wakt

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN