11

2264 Kata

Mereka sampai di depan sebuah rumah mewah berlantai dua. Sepasang paruh baya yang tadinya duduk di sebuah kursi kayu tampak berdiri saat Dokter Zemira membuka pintu rumah. Begitu pula dengan Gilang. Keduanya masuk bersamaan dan mencium punggung tangan sepasang paruh baya itu. "Dokter Gilang." Sapa ibu Zemira. Gilang mengangguk sopan. "Pi, ini Dokter Gilang. Putranya Ibu Nurma, yang tadi Mami kesana buat syukuran itu." Ibu Zemira mengusap bahu suaminya dengan pelan dan senyum penuh arti. "Oh, Dokter Gilang juga kerja di RS yang sama sama Zemira?" Tanya sang suami. Gilang menggelengkan kepala. "Nanti Zemira yang pindah ke RS tempat Mas Gilang kerja sehabis beres kontrak yang sekarang, Pi." Umum Zemira. Ada rasa tak suka yang Gilang rasakan ketika wanita di sampingnya itu bicara. Gilang t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN