Zemira tengkurap lemah di atas tempat tidur dengan keringat bercucuran di tubuhnya. Seseorang menindihnya. Tangannya masih meraba d**a Zemira. Kepalanya mendekat dan mulutnya berbisik lirih. "Bukankah milikku lebih nikmat dari mereka?" Tanya suara pria dengan napas ngos-ngosan. "Hmm." Jawab Zemira lelah. "Kau juga benar-benar nikmat, Sayang." Bisiknya lagi di telinga Zemira sementara tangannya masih bergerak naik, meremas bukit milik wanita itu. "Aku benar tidak bisa puas menyentuhmu." "Deryl, berat." Keluh Zemira lagi. Pria itu terkekeh. Bergerak turun ke samping Zemira dan membawa punggung wanita itu ke pelukannya. Kepala mereka berada dekat di kaki ranjang, semeetara kaki mereka di bagian kepala ranjang. "Kenapa lama sekali sampai kau menghubungiku?" Tanya pria itu sementara tang