Elia membangunkan Zia saat tiba waktunya makan. "Sakit kelapa, Amma." Zia menempel di samping Amma nya. Elia meletakkan punggung tangan di kening Zia. Masih terasa hangat. "Makan ya, Sayang. Setelah itu minum obat. Itu obatnya Amma bawakan." Elia merapikan rambut Zia dengan jemarinya. "Mau disuapi." "Sini Abba pangku. Abba yang suapi Zia makan." El menggendong putrinya, lalu mendudukkan tubuh mungil putrinya di atas pangkuannya. Elia menatap putrinya lalu menatap putranya. Anaknya kembar tapi tubuh keduanya jauh berbeda. Kadang Elia kesal kalau ada yang bertanya apakah Zia kurang gizi. Paling kesal lagi kalau ada yang berkata, anak orang kaya kok bisa kurang gizi, sungguh menyakitkan hati. Tapi mau bagaimana lagi, seperti itulah perkembangan tubuh Zia. Meski begitu Zia gesit, aktif