Di antara langit senja yang menggantung, Aku menunggu tanpa suara, Hanya lirih doa yang terucap, Yang terkadang berbisik menyebut namamu. Dan rindu yang tak jua mau berakhir, Meski aku mendengar suaramu. Yang anehnya justru semakin membuat rasa rindu itu jatuh kian dalam. *** Sore itu kampus mulai sepi ketika Zevana keluar dari gerbang depan. Mengendarai mobil putih kesayangannya, dia tampak semakin handal, meskipun tetap ada satu mobil hitam yang mengiringinya, berjaga agar Zevana tetap menyetir dalam keadaan aman. Mobil itu melaju di jalanan yang tak terlalu padat, tak ada kemacetan yang berarti, dia membuka sedikit jendela mobil membiarkan angin menyapa kulitnya untuk mengusir sesak yang sejak tadi tak bisa dia enyahkan begitu saja. Obrolan di coffee shop itu masih bergema di

