Julian datang dan membawa nampan di tangannya, “Tiga cangkir kopi hangat untuk menghangatkan suasana,” Ucapnya sembari menyimpan nampan tersebut di meja. “Terimakasih Tuan Julian!” Ucap Hun Meghan tersenyum lalu menimpali, “Terimakasih Tuan Julian,” Timpalnya itu di selipi sebuah senyuman yang sangat menawan. “Sama-sama, Kaya nya lebih asyik kalau kalian panggil aku hanya dengan sebutan Julian saja! Bagaimana?” Tanya nya. Meghan melirik kan matanya ke kanan, lalu menatap lekat wajah Hun. Hun pun sama dengannya, “Mm, kalau begitu panggil saja kami Hun dan Meghan!” sahut Hun sembari tersenyum. “Bolehlah! Kalau Nyonya Meghan merasa keberatan, tidak usah di turuti keinginan ku tadi!” “Tidak, siapa yang merasa keberatan Julian!” ucapnya pelan, “Tuh kan asyik, Julian!” tambahnya semb