“Meghan.. Julian..” panggil Amelia dari dalam kamar tersebut, “Meghan .... “ panggilnya berulang. Ameer menatap kearah ibunya, “mengapa dia tak memanggilku?” tanya nya seorang diri. Ameer berjalan mendekati tubuh sang ibu yang terbaring dengan lemah, lalu ia duduk di hadapan Amelia dengan air mata yang sepertinya akan mulai mengalir membasahi pipi miliknya. Ya, sebuah penyesalan karena sudah membentak Amelia itu hadir di dalam benak Ameer. Bagaimanapun Ameer bersalah karena sudah membuat Amelia merasa sakit hati, Ameer menarik tangannya dengan pelan, lalu ia kecup punggung tangan ibunya itu dengan sangat pelan. Ia takut jika sang ibu terbangun dan tersadar akan kehadiran dirinya, Ameer pun kembali menatap wajah ibunya. Mata nya terlihat menyimpan sejuta sesal karena sudah membentak sang