Orlando terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Tetapi pendidikan di Diktuk telah membentuknya menjadi pribadi yang jujur dan taat pada perintah atasan. Bismillahirrahmanirrahim! "Ya, Pak Komjen. Saya masih mencintai Bu Sean hingga saat ini!" Badai mengepalkan kedua tangannya pada sisi tubuhnya. Sementara Elang menatap wajah Orlando seakan-akan dia memiliki tanduk di kepalanya. Gile bener ini AKBP, berani ngomong selugas dan setegas itu di depan hidung ini Badai p****g beliung. "Anda menganut prinsip sebelum janur kuning melengkung, Anda akan terus berjuang. Begitu maksud Anda AKBP Orlando?" "Tidak Pak KomjenPol! Saya berprinsip selama namanya belum tertulis di batu nisan, selama itu juga saya akan berjuang!" Savagee! Kali ini Elang bahkan langsung menarik tubuh Badai yang seketi

