77) Semusim

1663 Kata

“Sekarang kemana, Tan?” tanyaku lemas. “Kita kembali ke hotel aja, istirahat dulu, nanti kalau Pras sudah pulih baru kita pulang. Terserah sih kalau mau malam mingguan di Puncak juga boleh,” jawab Tante Soraya menatapku yang aku yakin dia berpikir aku sedang sangat berduka. Memang tidak bisa dipungkiri saat ini hatiku sedang benar-benar berduka. Bukan oleh ulah Bu Itha, tetapi dengan nasib ayahku sendiri yang katanya sedang menjadi buronan. Semoga semua hanyalah ucapan yang disebabkan kemarahannya saja. Aku yakin ayah tidak demikian. Andai pun benar apa yang dikatakan Bu Itha, aku yakin ayah akan menghubungi keluarga di Jogja, dan Bude Ines pasti tidak akan tinggal diam. “Kita ke hotel aja dulu ya, Tan. Kalau memang ingin malmingan di puncak, nanti aja agak sorean berangkatnya, sekaran

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN