“Kamu beda,” ucap Rielle pelan tapi pasti. “Dari awal, sikap kamu memang seperti itu, enggak suka sama aku. Dan ya, seperti yang sudah aku bilang, kamu bersikap begitu karena kamu tertekan dengan semua yang terjadi. Orang tuamu menyalahkan kamu, lalu kamu dipaksa menikah sama aku sebagai bentuk tanggung jawab. Wajar saja kalau kamu enggak punya pelampiasan lain, jadi ngamuknya ke aku,” lanjutnya, terkekeh kecil. Harven mengernyit. “Kenapa tertawa? Kamu enggak marah dengan sikapku yang seperti itu?” tanyanya, nada suaranya terdengar benar-benar ingin tahu. Rielle mengangkat bahunya santai. “Apa aku dari awal pernah peduli sama sikap kamu? Rasanya sih, enggak. Kamu mau bersikap seperti apa pun, itu urusan kamu. Kamu mau tinggal di apartemen kekasihmu, lalu aku harus berbohong ke orang tuam

