Tiga hari dua malam di Bali terasa seperti mimpi yang terlalu indah untuk dilepaskan. Harven dan Rielle pulang dengan wajah berseri, bahagia yang tidak ditutupi, cinta yang tidak lagi malu-malu. Villa, pantai, senja, dan malam-malam penuh candaan membuat hubungan mereka terasa lebih hangat, lebih ringan, lebih utuh. Namun, seperti biasa, realitas menunggu. Harven kembali menjadi karyawan yang tenggelam dalam jadwal. Rielle kembali menjadi mahasiswa magang yang sibuk mengejar laporan dan tugas kantor. Pagi itu, Rielle masuk kantor dengan langkah ringan. Wajahnya cerah, bibirnya sesekali naik sendiri tanpa ia sadari. Ketika ia berdiri di pantry, menuang kopi paginya sambil bersenandung kecil, Jingga muncul begitu saja dari arah belakang. "Wih, ada yang lagi butterfly era, nih," godanya sa

