80. Obrolan Karyawan Yang Tidak Bermutu

1075 Kata

Aroma parfum Harven yang familiar menyeruak di hidung Riella, hangat, maskulin, menenangkan. Tapi di sisi lain, pelukan mendadak itu membuatnya kaku. Jingga di sampingnya sampai ternganga, nyaris menjatuhkan tas di tangan. "Lo dijemput kan, Ga?" tanya Harven santai, menatap Jingga dengan senyum tipis. "I–iya, Ven," jawab Jingga terbata, matanya bergantian menatap Rielle dan Harven seperti sedang menonton adegan drama live. "Kenapa lo kayak gugup gitu?" Harven menatap bingung, satu alisnya terangkat. "E-eh, enggak apa-apa. Gue cuma ..., ya udah, buruan masuk mobil lo. Sana, pergi," ucap Jingga cepat sambil mendorong bahu Harven pelan, separuh bercanda, separuh panik. Harven hanya menghela napas kecil, menatap Jingga seolah heran, lalu menoleh pada istrinya. "Ayo, sayang. Kita pulang."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN