Baru juga Rielle menaruh cemilan dan sebotol air mineral di mejanya, telinganya mulai menangkap bisik-bisik yang tidak asing. Suara-suara yang merambat di udara itu bukan obrolan biasa, melainkan gosip, tajam, sinis, dan jelas ditujukan padanya. "Eh, lo udah dengar belum? Si Maraka perhatian banget sama Elle," ujar seorang mahasiswi dengan nada penuh selidik. "Iya, gua juga denger. Tapi... masa iya sih, Maraka bisa suka sama perempuan kayak dia?" sahut yang lain, disertai tawa kecil. "Okelah, dia pinter, asdos favorit dosen dan para mahasiswa juga suka karena dia baik dan ramah, tapi kalau dibandingin sama mantan-mantannya Maraka yang cantik, yang fashionable, jelas banget jatohnya kayak bumi sama langit." Tawa lirih terdengar, tapi tidak lirih benar, cukup keras untuk sampai ke telinga

