“Jadi, hal sepenting apa yang akhirnya membawa Mama kemari?” Mendengar pertanyaan sang istri yang langsung to the point seperti barusan, Dana tersenyum tipis kepada mama mertuanya. Wanita itu menunjukkan ekspresi tak ramah tatkala putrinya sendiri langsung melempar tanya demikian. Dengan bersedekap tangan Eva menyeletuk, “Oh..jadi kamu enggak suka Mama kemari.” Tak lupa sembari memamerkan senyum sinisnya. Kedua bola mata Elya langsung melotot. Terlebih bebarengan dengan itu, suaminya sendiri mencubit pelan pahanya. Memang tidak sakit, tapi ini kali pertama Dana melakukan hal tersebut padanya selama mereka menjalani pernikahan ini. “E—enggak, Ma. Bukan begitu. Elya ‘kan cuman nanya.” Menoleh pada Dana. Elya meminta penguat ucapannya, “Iya ‘kan, Mas Dana?” “Iya, Ma. Elya hanya bermaks