Tibalah saat makan malam dan posisi Elya masih tertahan di rumah sederhana kedua orang tua Syarif. Di sisi lain Elya bahagia karena bertubi-tubi diserang oleh kehangatan. Namun di sisi lain Elya merasa bersalah. Mengapa? Makanan yang disajikan di lantai yang beralaskan tikar dengan posisi orang-orangnya duduk lesehan melingkar itu terlihat bukanlah masakan rumahan. Elya menduga, Syarif membelinya. Sebenarnya tidak ada yang salah. Makanannya halal dan menggugah selera. Hanya saja..darimana Syarif mendapatkan uang selebih itu untuk membeli lauk-pauk yang terbilang cukup wah untuk dimakan malam ini? Elya bukan bermaksud meremehkan Syarif. Hanya saja..masalah hari ini mengingatkan Elya akan keadaan keuangan Syarif. Tetapi sosok yang bersangkutan tampak santai saja. Seperti kejadian daganga

