Liora menyilangkan tangan di daada. “Misi serius?” Alisnya terangkat tinggi, ekspresinya ‘don’t you dare gaslight me’ banget. Rain mengangguk. “Iya. Misi menyelamatkan masa depan kesehatan pasien.” “Sambil digodain perawat?” “Sumpah demi garam di sambel kamu, nggak ada yang digodain dan ngegodain.” “Kenapa? Hari ini gagal branding diri?” “Nggak. Hari ini, aku lebih tertarik sama satu chef yang …” Rain duduk santai di kursi seberangnya. Matanya menatap tajam ke arah Liora. “…bisa bikin sambal matah sekaligus bikin jantung berdetak kayak alarm kebakaran.” “Ck!” Liora memutar badan, pura-pura ngambil sendok dari meja dapur. Rain nyengir, lalu ngambil cumi saus padang dan nyendok satu. “Gila. Ini tampilan ala restoran bintang lima.” Dia ngelirik ke arah Liora, yang masih pura-pura sibu

