Kurasa ... cukup satu saja. Melihatmu merasakan sakit sedahsyat itu, aku takut pada takdir yang tak kutahu. . . "Tarik napas ...." "Bu, ikuti! Tarik napas ...." Sakti yang melakukan. Tentu, Cely juga. Bahkan sampai aba-aba mengejan diserukan, Sakti ikut mengejan. Asli, perutnya ikutan mulas. Yang membedakan, Sakti mulas karena melilit entah apa tak keruan. Sementara Cely, dia mulas sebab ada bayi yang sedang dikeluarkan. Ya Tuhan .... Berapa lama lagi? Kok, dedeknya belum keluar. Ini kasihan Cely, rautnya pucat dan penuh keringat. Sakti sampai ingin menangis rasanya. Mami Tania pun di sini, berada di tempat yang bisa Cely lihat. Mami tampak menyemangati dan berdoa. Sakti, sih, mulai sibuk memupus air mata soalnya Cely bilang, "Nggak kuat, Mas ...." Dan, "Mami, Cely nggak kuat ..