Extra Part 28: Dawai dan Pipa Organa

1714 Kata

"Papi tumben sore udah di rumah dan nyantai?" Julian baru saja pulang dari warung tongkrongan yang sudah berlangganan bersama para abang-abangan. Tak dinyana papinya sedang di rumah sambil nyerutu santuy menikmati semilir angin sore ibu kota. Angin yang nyaris punah di bulan itu. Bukan musimnya, sih. "Hm. Papi dapat kabar katanya anak Papi udah punya pacar." Eh? Papi mematikan cerutunya. Melegut kopi dengan begitu berwibawa. Sudah pasti kopi rendah gula. Julian auto mendekat. "Rahasiain dulu, ya, Pi? Ian belum dapat restu Om Sakti soalnya." To the point saja. "Oh. Berarti benar dan dengan Hyra, ya?" Julian senyum. Tidak ada niat untuk menutupi juga, kok, kecuali dari orang tua Hyra. Tenang saja, papi Julian mah super santuy orangnya. Kuncinya satu, asal Julian patuh. Ada transaksi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN