Setelah ini, tolong cukup. Aku hanya ingin kehidupan rumah tangga tanpa ada lagi adegan berbahaya. . . "Aku ikut!" "Jangan. Kamu di rumah saja sama mami." "Mas ...." "Jangan, Sayang." Sambil meraih belakang kepala Cely dan dikecupnya kening wanita itu, lalu Sakti usap-usap perut buncit yang selalu membuatnya tersenyum. Melihat Cely saja Sakti sudah senang, double senang karena ada bagian dari dirinya di tubuh wanita ini. "Baik-baik di sini sama dedek dan mami. Mas juga nggak sendiri." Cely memegang ujung baju Sakti. Sebetulnya, dia hanya tidak ingin masnya pergi. Mentang-mentang sudah bisa berjalan tanpa khawatir jahitannya lepas, terus sekarang mau ke luar rumah. Oke, Cely mungkin berlebihan. Sampai berpikir bisa saja ada bahaya di perjalanan, lalu memperparah kondisi Mas Sakti.