Dirga melepaskan cengkeramannya dan mendorong tubuh Fauzi hingga mundur beberapa langkah. Menatapnya dengan tajam, seperti seorang pemangsa mengintai buruannya. “Untuk hari ini, aku akan membiarkanmu pergi karena Thea paling tidak suka mencium bau darah di tubuhku. Tapi, bukan berarti aku akan melepaskanmu begitu saja,” ucap Dirga penuh penekanan. “Urusanmu denganku bahkan belum selesai.” Tambahnya. Jalur pernapasan Fauzi akhirnya kembali terbuka lebar, hingga membuatnya terengah-engah dan segera mengangkat tangan untuk mengusap lehernya. “Tapi, Ga, aku tidak salah! Sebagaimanapun kamu membela Thea, aku sudah tahu kebenarannya. Tidak bisa ditutup-tutupi lagi!" Dirga mendengkus, dan perlahan kembali mendekati Fauzi sembari menyeka tangannya dengan sapu tangan yang dia ambil dari dalam