Bag 12

1058 Kata
Kina duduk termenung di salah satu bangku penonton di pinggir lapangan bola basket. Teman-temannya tadi sudah mengajaknya untuk ikut bermain, namun ditolak Kina karena jahitan di telapak tangan kanannya masih belum pulih benar. Kina hanya menyaksikan permainan pria-pria yang biasa bermain basket dengannya tanpa minat. Niat untuk menjernihkan pikirannya kacau berantakan saat tiba-tiba kejadian di taman tadi terlintas dipikirannya. Dan penanggung jawab terbesar atas kacaunya pikiran Kina tidak lain adalah Gerian Putra -kakak senior sableng-, yang sepertinya sudah hampir memenuhi relung hati seorang Kinanti Alexa. Laki-laki tetap laki-laki, tidak ada yang pernah bisa dijaga janjinya. "Sekali b******k tetap b******k!!" bisik Kina parau. "Siapa yang b******k?" Kina terkejut ketika tiba-tiba ada seseorang yang duduk disebelahnya. Seseorang itu tak lain dan tak bukan adalah Gerian si pria b******k yang baru saja dipikirkan Kina. Memutar bola mata malas, Kina hendak berdiri. Namun lengan kirinya langsung ditarik Geri sampai tidak bisa terelakkan Kina terjatuh di pangkuan Geri. "s**t!!! Lepasin gw!" Kina memberontak dalam pangkuan Geri, sementara si Pria hanya tertawa sambil memegang kedua pergelangan tangan Kina agar si pemilik tak dapat bergerak dengan bebas. "Lo gak inget apa kata Bokap lo? Seorang wanita gak boleh kasar. Gimana nanti kalo lo di masukin ke kelas kepribadian sama nyokap lo.. Hmm??" "It's not your business!!! b******k lo ya! Lepasin! Gw mau berdiri!" "Urusan gw lah! Lo kan gebetan gw sekar.. Ouch!!!" Kina menendang kaki Geri tepat di tulang keringnya kencang dan akhirnya dengan usaha keras, Kina bisa terbebas dari kungkungan lengan besar Geri. Dengan segera Kina pergi dari hadapan Geri yang masih meringis memegang tulang keringnya. Geri langsung bergegas berdiri sambil terpincang mengejar langkah lebar Kina. "Beraninya bilang gebetan, sementara dia abis ngegebet cewek lain!!" Kina menggerutu dalam langkahnya. "Hey.. Preman!! Tungguin gw!! Argh.. Sial!" Geri tersandung kakinya sendiri ketika berusaha mengejar langkah Kina sampai terjungkal. Kina berhenti melangkah ketika mendengar suara teriakan Geri. Ketika berbalik, dilihatnya Geri sedang terduduk sambil membersihkan siku kirinya yang terluka. Dengan langkah pasti, Kina menghampiri Geri dan berdiri tepat di depan Geri terduduk. Geri menengadahkan wajahnya dan memasang cengiran sableng khasnya, "Gw gapapa kok. Jangan khawatir." "Siapa yang khawatir? Gw cuma mau bilang, jangan ikuti gw lagi!" dengan wajah datar, Kina berbalik pergi meninggalkan Geri. "Huft.. Dasar muka datar! Emang lo pikir gw bakal nyerah?" Geri bermonolog dan langsung berdiri mengikuti Kina yang sudah berjarak lumayan jauh dari tempatnya. Geri terus mengikuti langkah Kina yang keluar dari gerbang kampus menuju cafe terdekat dikampusnya. Dimana tempat Geri pernah di siram air oleh mantan kekasih-nya. Kina memasuki cafe dan mencari tempat ternyaman di ujung ruang cafe. Setelah mendudukkan diri, Kina melihat buku menu beberapa saat untuk memutuskan akan memesan apa. Sebelum Kina memanggil pelayan, pandangannya tertuju ke arah Geri yang berjalan menuju ke arahnya dengan membawa dua gelas minuman. Yang satu es s**u coklat kesukaan Kina, dan yang satunya lagi es cappuccino untuk Geri. "Ini pesanannya, Eneng Alex." Geri meletakkan minuman s**u coklat di depan Kina, selanjutnya Geri duduk didepan gadis jutek ini. "Gw lagi gak pengen es ini," ucap Kina dengan nada tak bersahabat. "Ya udah mau tukeran minuman sama gw?" Kina mengabaikan ucapan Geri dan melambai pada pelayan. Geri hanya tersenyum pasrah sambil memperhatikan gerak gerik Kina yang memesan beberapa menu pada pelayan. 'Ya ampun..cantik banget sih kamu!!! Gemes deh gw, apalagi tu bibir kalo lagi ngambek maju-maju kayak minta dicium." Geri tersenyum karena lamunannya, sementara Kina berusaha fokus pada ponselnya sambil menunggu pesanannya datang. Lama-lama Kina merasa jengah dengan tatapan Geri yang seperti siap melahapnya sambil senyum-senyum sendiri. "Lo gila ya senyum-senyum sendiri??!!Oke gw tau lo gila, tapi tolong lo menyingkir dari hadapan gw saat ini juga!" tegas Kina dengan tatapan tajamnya. "Kenapa sih Lex? Gw kan mau liat gebetan gu.. Aargh!! Lo bisa gak sih sehari aja gak kasar? Tadi tulang kering gw yg sebelah kiri, sekarang yang sebelah kanan. Nanti lima menit lagi lo mau nendang bagian tubuh gw yang mana lagi??" Geri meringis sambil mengusap tulang keringnya yang di tendang Kina dibawah meja. "Masa depan lo, mungkin.." Kina memajukan wajahnya ke arah Geri sambil tersenyum licik. Geri menegang melihat wajah Kina yang berada tidak jauh dari wajahnya. "Cantik.." ucap Geri tanpa sadar melupakan rasa nyeri di kakinya. Kina mengernyit tak suka dan kembali duduk ke tempatnya sambil bersedekap, "Ngapain sih lo ngikutin gw?? Urus sana gebetan lo yang tadi nembak lo!" "Gebetan gw cuma satu. Si Preman Kinanti Alexa." "Cih.. Trus yang tadi siapa? Adek-adek'an lo? Lagian jangan sembarangan ngaku-ngaku gw gebetan lo!" "Makanya gw disini untuk menjelaskan kalo yang tadi itu bukan siapa-siapa gw." "I don't care!" "Really? Tapi kenapa muka lo kesel pas bahas Hera?" Kina menegang karena tidak sadar kalau wajah datarnya sudah tergantikan dengan wajah seperti orang yang cemburu. Apa haknya untuk kesal? Sial!! Sial!! Sial!! "Jangan GR! Gw bukan kesel! Gw cuma gak suka lo janji omong kosong ke Papi gw! Gw gak pengen Papi gw banyak berharap sama lo," ucap Kina kembali menahan emosinya. "Omong kosong?? Listen, gw bukan orang yang akan jilat ludah gw sendiri setelah gw buang. Gw serius sama apa yang gw ucapin ke Papi lo. Gw udah janji dan akan gw tepati!" ucap Geri yang ikut tersulut emosi karena tuduhan Kina. "Lo gak perlu ngerasa harus nepatin janji lo. Biar gw yang akan bilang sama Papi gw. Jadi lo bebas sekarang. Silahkan lo pergi, gw bebasin lo dari janji itu mulai hari ini." ucap Kina datar tanpa melihat ke arah Geri lagi. Pikirannya benar-benar kacau saat ini, dan Kina tak ingin menambah pikirannya semakin kacau, jika harus terus menatap wajah tampan Senoir konyol-nya itu. "Yang janji gw kenapa harus lo yang bebasin?!" pertanyaan atau mungkin pernyataan sinis Geri membuat Kina kembali menatap ke arah pria itu. "Udah ya kak Geri yang terhormat, gw gak mau debat lagi sama lo! Lupain semua janji lo sama Papi gw. Mulai saat ini, jangan pernah lagi muncul dihadapan gw karena terbebani sama janji yang udah lo ucapin!" ucap Kina panjang lebar sambil menatap Geri dalam. Kina dan Geri terdiam cukup lama, sampai akhirnya Geri menghela napas kasar sambil menyugar rambutnya frustasi dan beranjak dari duduknya meninggalkan Kinanti -Si Preman Kampus pujaannya-. Kina masih terdiam dari posisinya duduk tanpa melihat ke arah Geri yang perlahan menjauh dari tempatnya duduk. Hatinya masih merasakan panas luar biasa, mengingat bagaimana wanita cantik tadi menyatakan cinta pada Geri. Pikirannya terus melayang entah kemana, dan baru tersadar saat pesanannya datang. "Makasih, Mba.. E-ELO??!!" ********  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN