BAB 15 Seperti biasa, sejak beberapa hari yang lalu, Kai terbiasa tiba di sekolahnya pagi-pagi sekali. Sebenarnya, gadis itu malas jika datang ebih awal ke sekolah, namun itulah cara satu-satunya untuk menghindar dari Rafa. Sejak pertengkaran terakhir mereka, keduanya juga lebih berghati-hai supaya tidak bertemu satu sama lain. Tapi, siapa sangka pagi ini ia harus bertemu dengan Rafa di ruang tamu. “Ish ... gara-gara kak Alvan nih, pagi-pagi datang ke rumah, kalau mau ketemu bang Rafa kan bisa nanti aja sekalian ngajar,” gumam Kai dengan wajah kesal. Selama perjalanan ke kelas Kai banyak bergumam sendiri, ia tak memerhatikan keadaan sekitar. Bahkan, suara teriakan para siswi yan menyemangati tim basket sekolah pun tak ia hiraukan. Ya, lebih tepatnya para siswi itu menyemangati ketua tim