Keesokkan paginya, Alice terbangun karena mendengar ponselnya berdering, dia sedikit meringis di pangkal pahanya karena masih merasakan sedikit nyerti di sana. "Astaga, kenapa masih perih." Gumam Alice namun lalu mengingkirkan pelan tangan besar Matteo yang tadinya bertengger di atas perutnya. Alice sendiri tersenyum ketika melihat wajah tampan suami bayarannya ini masih tertidur pulas. Alice meraih ponselnya dan mengangkatnya. "Ya, Dena?" Jawab Alice yang ternyta asistennya yang menghubunginya. "Ayah saudara tirimu susah mulai beraksi." Kata Dena yang membuat Alice menghela nafas panjangnya. "Aku akan ke sana setengah jam lagi." Kata Alice lalu mengahiri penggilan telefonnya. Alice memekik terkejut ketika Matteo menariknya yang ternyata dia sudah bangun. "Kapan kau bangun?" Tanya