33. Mimpi Belaka

1938 Kata

Tuh, kan! Tuh, kan! Lihat! Ancala sengaja nggak langsung masuk kamar, melainkan berdiri di anak tangga terakhir, yang mana masih bisa melihat area dapur di bawah sana, menatap Galaksi yang tengah mengangkat panggilan, so pasti itu dari Bu Sally. Ancala membaca sendiri nama kontaknya di layar ponsel Galaksi. Sungguh, menyebalkan! Mau ngapain lagi, sih? Belum kelar emang? Demikian suara batin Ancala yang suci. Dia pun menyambung langkah, benar-benar pergi dari tempatnya berpijak. Berdecak kesal. Awas saja nanti. Sementara itu, Galaksi mengantongi ponselnya, teleponannya tidak berlangsung lama tadi. Lantas, lekaslah dia menyusul Ancala. Di kamar, Galaksi melihat Ancala yang sedang merapikan berkas. "Apa itu, Cal?" Tidak menoleh. "Kepo." Hell. Galaksi mendekat. Jikalau Ancala tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN